Selasa, 22 November 2011

tekstur


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfer. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia.
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Kesuburan tanah merupakan faktor vital yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian, saat ini petani belum memiliki pedoman khusus untuk mengetahui apakah suatu tanah masih subur atau tidak. Untuk itu dengan beberapa pengujian yang dapat dilakukan pada uraian ini setidaknya dapat menjadi sebuah pedoman sementara untuk mengindikasikan tingkat kesuburan suatu lahan sebelum alat test kesuburan tanah tersebut dapat diadopsi.
Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain, tetapi apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan.
Tanah yang semula subur dapat berkurang kualitasnya oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah dengan seringnya tanah tersebut dimanfaatkan tanpa mengalami proses istirahat. Dengan seringnya kita memanfaatkan tanah, maka unsur hara yang terkandung didalamnya pun sedikit demi sedikit akan berkurang.Tanah yang subur dan mudah di olah sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tanah mempunyai beberapa karakteristik yang terbagi dalam tiga kelompok diantaranya adalah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi. Sifat fisik tanah antara lain adalah tekstur, permeabilitas, infiltrasi, dll. Setiap jenis tanah memiliki sifat fisik tanah yang berbeda. Usaha untuk memperbaiki kesuburan tanah tidak hanya terhadap perbaikan sifat kimia dan biologi tanah tetapi juga perbaikan sifat fisik tanah. Perbaikan keadaan fisik tanah dapat dilakukan dengan pengolahan tanah, perbaikan struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Selain itu sifat fisik tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.

1.2 Tujuan
Untuk dapat mengetahui perbedaan nilai fraksi antara lempung, pasir dan debu serta mengetahui metode pengukuran menggunakan alat hydrometer menurut Bouyoucos.

1.3 Manfaat
Agar mahasiswa dapat  mengetahui perbedaan nilai fraksi antara lempung, pasir dan debu serta mengetahui metode pengukuran menggunakan alat hydrometer menurut Bouyoucos.




BAB 2. TINJKAUAN PUSTAKA
 Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi. Dalam tinjauan edafologi, sejumlah faktor yang berkaitan dengan struktur tanah jauh lebih penting dari sekedar bentuk dan ukuran agregat. Dalam hubungan tanah-tanaman, agihan ukuran pori, stabilitas agregat, kemampuan teragregasi kembali saat kering, dan kekerasan (hardness) agregat jauh lebih penting dari ukuran dan bentuk agregat itu sendiri(Handayani,2002).
Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di dalamnya terdapat penyebaran ruang pori-pori yang baik, yaitu terdapat ruang pori di dalam dan diantara agregat yang dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya. Agregat tanah sebaiknya mantap dan tidak mudah hancur oleh adanya gaya dari luar seperti pukulan butiran air hujan. Dengan demikian tidak mudah atau tahan erosi sehingga pori-pori tanah tidak gampang tertutup oleh partikel-partikel tanah halus sehingga infiltrasi tertahan dan run off menjadi besar. Struktur tanah yang jelek tentunya sebaliknya dengan keadaan tersebut di atas(Rahman,2000).
Keberhasilan dari pengelolaan suatu tanah sangat ditentukan seberapa jauh kita mengenal sifat-sifat dari tanah tersebut. Jika sifat-sifat tanah sudah diketahui maka akan lebih memudahkan dalam upaya-upaya pengelolaannya, dengan demikian produktifitasnya dapat ditingkatkan(Agusman, 2006).
Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan litany hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara (Rahman,2000).
Struktur tanah merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling merekat satu sama lain karena adanyPerekat misalnya eksudat akar, hifa jamur, lempung, humus, dll. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Struktur tanah merupakan nomenklatur yang sudah umum dibicarakan dalamdunia pertanian, mulai dari para ilmuwan sampai ke petani.  Namun pemahamantentang struktur tanah biasanya hanya terbatas pada pengertian tentang kondisi tanahideal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman.  Pemahaman yangdemikian telah menempatkan struktur tanah sebagai suatu sifat tanah yang sangatumum sehingga akan menyulitkan penanggulangannya apabila terjadi degradasi.Oleh sebab itu, pembahasan struktur tanah perlu diawali dengan pengertian tentangstruktur tanah serta peranannya dalam berbagai aspek aktivitas di lapangan(saiful,1999).


BAB4.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data kadar lengas tanah per golongan
1.      Kadar lengas tanah sawah                  : 165,9% = 1,65
2.      Kadar lengas tanah agrotechnopark    : 38,1 % = 0,38
3.      Kadar lengas tanah tegalan                 : 67,2 % = 0,67
4.      Kadar lengas tanah tererosi                 : 31,2 % = 0,31
Data golongan
No.
Jenis Tanah
R40 detik
R2 jam
1.
Control / Blanko
0
0
2.
Sawah
11
5
3.
Agrotechnopark
6
7
4.
Tegalan
15
3
5.
Tererosi
14
0
Perhitungan Tanah sawah
1.      Fraksi (pasir+debu+lempung) = tanah kering angin =  =  
2.      Fraksi (debu+lempung) =  gr =
3.      Fraksi lempung =  gr =   = 5 gr
4.      Fraksi debu =   =   = 6 gr
5.      Fraksi pasir =
 =  = -22
6.      % lempung =   x 100% =   x 100% = -15,1%
7.      % debu =   x 100% =   x 100% = -18,1%
8.      % pasir =   x 100% =   x 100% = 66,7%
Perhitungan Tanah Agrotechnopark
1.      Fraksi (pasir+debu+lempung) = tanah kering angin =  =   gr
2.      Fraksi (debu+lempung) =  gr =
3.      Fraksi lempung =  gr =   = 7 gr
4.      Fraksi debu =   =   = -1 gr
5.      Fraksi pasir =
 =  = 25
6.      % lempung =   x 100% =   x 100% = 23%
7.      % debu =   x 100% =   x 100% = -3%
8.      % pasir =   x 100% =   x 100% = 80%
Perhitungan Tanah Tegalan
1.      Fraksi (pasir+debu+lempung) = tanah kering angin =  =  
2.      Fraksi (debu+lempung) =  gr =
3.      Fraksi lempung =  gr =   = 3 gr
4.      Fraksi debu =   =   = 12 gr
5.      Fraksi pasir =
 =  = 1,5
6.      % lempung =   x 100% =   x 100% = 18,2%
7.      % debu =   x 100% =   x 100% = 72,7%
8.      % pasir =   x 100% =   x 100% = 9,1%
Perhitungan Tanah Tererosi
1.      Fraksi (pasir+debu+lempung) = tanah kering angin =  =  
2.      Fraksi (debu+lempung) =  gr =
3.      Fraksi lempung =  gr =   = 0 gr
4.      Fraksi debu =   =   = 14 gr
5.      Fraksi pasir =
 =  = 20,5
6.      % lempung =   x 100% =   x 100% = 0%
7.      % debu =   x 100% =   x 100% = 40,57%
8.      % pasir =   x 100% =   x 100% = 52,4%
NB :
Kl =  x 100%
Keterangan :
B = berat tanah
C = berat setelah dioven
A = berat wadah

4.2 Pembahasan
Tekstur tanah merupakan perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer yaitu debu, liat dan pasir dalam satu masa tanah. Partikel tanah itu mempunyai ukuran serta bentuk yang berbeda-beda yang dapat digolongkan ke dalam tiga fraksi seperti yang disebutkan diatas. Ada yang berdiameter besar sehingga mudah untuk dilihat dengan mata telanjang tetapi ada pula yang sedemikian halusnya seperti koloidal sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya kurang dari 2 milimeter). Pada beberapa tanah, kerikil, batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang ada juga mempengaruhi tekstur dan mempengaruhi penggunaan tanah.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.
Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular.
Segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas2 testur tanah. ada 12 kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi tanah tersebut. misalkan hasil analisis lab menyatakan bahwa persentase pasir (X) 32%, liat (Y) 42% dan debu (Z) 26%, berdasarkan diagram segitiga tekstur maka tanah tersebut masuk kedalam golongan tanah bertekstur Liat .
Tekstur tanah umumnya ditetapkan melalui dua metode, yaitu : metode pipet (kurang teliti) atau metode hydrometer”Bouyoucos” (lebih teliti), yang keduanya didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang berkerapatan (density) sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila radius partikel bertambah secara kuadratik.Tekstur tanah seolah-olah tidak dapat diubah-ubah. Oleh sebab itu, dianggap sebagai sifat dasar tanah yang sampai batas tertentu dapat menentukan tingkat produktivitas atau nilai ekonomis suatu wilayah. Pengelompokan bahan mineral tanah ke dalam bagian-bagian utama (fraksi/butir primer), yaitu tekstur pasir, debu dan liat yang disebut juga matriks tanah ditentukan berdasarkan ukuran butir-butir mineral tersebut dalam millimeter.
   Natrium Pyrophospat yaitu larutan yang digunakan dalam pemisahan partikel pasir,debu dan lempung,larutan ini biasanya sebagai pendispersi dari tanah sehingga nantinya tanah tersebut dapat memisah antar partikel pasi,debu dan lempung,fungsi dari pemisahan sendiri yaitu untuk mengetahui tektur dari tanah yang akan kita amati sehingga nantinya tanah yang kita amati dapat terlihat teksturnya,jadi fungsi dari larutan ini sebagai pendispersi tanah sehingga terjadi pemisahan antara partikel tanah,lempung dan debu.
   Dari data di atas diketahuhi bahwa tekstur dari tanah agroteknopark lebih dominan pasir,jadi dapat diketahui bahwa tekstur tanah agroteknopark berpasir dengan berat pasir 25gr,sedangkan berat dari lempung 7gr dan berat dari debu -1gr yang menunjukkan berat terbesar lebih dominan pasir dari pada yang lain.
   Dari data yang didapatkan diketahui bahwa tanah agroteknopark bertipe sandyloam,dengan persentase lempung23%,debu-3% dan pasir 80% sehingga tanah agrotekno park bertipe sandy loam sesuai dengan segitiga tekstur.
DAFTAR PUSTAKA
Agusman, dll. 2006. Karakterisasi tanah-tanah berwarna hitam Hingga merah di atas formasi karst Kabupaten gunung kidul. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6 (1) p: 39-46.

Handayani,suci.2002. Kajian struktur tanah lapis olah :i. Agihan ukuran dan dispersitas agregat. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 3 (1) pp 10-17.

Rahman,Abdul.2000.Ilmu Tanah.Gramedia:Jakarta.

Saiful.1999.Sifat Fisika Tanah.PT Grasindo:Jakarta.


BAB5.PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa tekstur tanah memiliki karakteristik sendiri bagi media tanam,tekstur tanah yang baik yaitu tanah yang berlempung,sedangkan stuktur tanah sendiri yaitu merupakan perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer yaitu debu, liat dan pasir dalam satu masa tanah.Untuk mengetahui tekstur tanah kita harus mendispersi dengan larutan Natrium Pyrophospat.

5.2 Saran
Mengetahui tekstur tanah wajib diketahui pada lahan-lahan tertentu tektur tanahnya memiliki perbedaan sendiri-sendiri.


BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
             Praktikum acara tekstur tanah dilakukan di laboratorium fisika tanah jurusan ilmu tanah fakultas pertanian universitas Jember pada tanggal 15 November 2011 pada pukul 13.30 WIB sampai selesai.

3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. sempel tanah kering angin
2. hydrogen peroksida (H2O2) 30%
3. Natrium Phyrophospat (Na2Po4O7) 0,2 N

3.2.2 Alat
1. Hidrometer
2. Timbangan dengan ketelitian 0,01 g
3. pengaduk batang gelas
4. Botol semprot
5. Eksikator
6. Beaker glass 600 ml
7. Pengaduk tekstur
8. Cawang almunium
9. Oven

3.3 Cara Kerja
1. Timbang 50 g tanah kering angin (untuk tanah-tanah bertekstur keras gunakan 100 g), masukkan kedalam gelas piala 600 ml atau ukuran lebih besar. Tentukan juga kadar lengasnya
2. Masukkan 30 ml Hydrogen peroksida kewdalam gelas piala yang telah berisi semple tanah (amati reaksi yang terjadi selama 30 menit, apabila buih melebihi gelas piala, semprotkan aiur biarkan semalaman).
3. Tambahkan larutan 25 ml larutan pendisper natryum phyropospat 0,2
4. Tambah air mineral kurang lebih 200 ml
5. Aduklah dengan sheker selama (5-10) menit.
6. Tuangkan seluruhnya kedalam tabung sedimen 1000 ml dengan bantuan botol semprot dan biarkan semalaman. Keesokan harinya penuhkan tabung sedimen sampai volume 1000 ml dan aduk sampai homongen. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran fraksi mengunakan hydrometer.
7. Dengan cara yang sama tetapi tanpa contoh tanah dibuat penetapan blangko.
8. Pengukuran Fraksi (debu + lempung)
     Siapkan stopwatch aduk lagi suspensi selama 30 detik dan pengadukan diahiri dengan 2-3 kali gerakan yang lebih lambat. Segera masukkan hidrometer kedalam suspense denga hati-hati dan tepat 40 detik seteolah pengadukan baca skala hydrometer (R40 detik). lakukan juga blanko (RB(40 detik)).
9. Pengukuran freaksi lempung
     Selanjutnya suspensi dibiarkan selama 2jam segera masukkan hydrometer kedalam suspensi dengan hati-hati dan baca skala hydrometer, misalnya (R2jam ). Lakukan juga untuk blanko. (RB(2jam)).

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfer. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia.
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Kesuburan tanah merupakan faktor vital yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian, saat ini petani belum memiliki pedoman khusus untuk mengetahui apakah suatu tanah masih subur atau tidak. Untuk itu dengan beberapa pengujian yang dapat dilakukan pada uraian ini setidaknya dapat menjadi sebuah pedoman sementara untuk mengindikasikan tingkat kesuburan suatu lahan sebelum alat test kesuburan tanah tersebut dapat diadopsi.
Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain, tetapi apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan.
Tanah yang semula subur dapat berkurang kualitasnya oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah dengan seringnya tanah tersebut dimanfaatkan tanpa mengalami proses istirahat. Dengan seringnya kita memanfaatkan tanah, maka unsur hara yang terkandung didalamnya pun sedikit demi sedikit akan berkurang.Tanah yang subur dan mudah di olah sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tanah mempunyai beberapa karakteristik yang terbagi dalam tiga kelompok diantaranya adalah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi. Sifat fisik tanah antara lain adalah tekstur, permeabilitas, infiltrasi, dll. Setiap jenis tanah memiliki sifat fisik tanah yang berbeda. Usaha untuk memperbaiki kesuburan tanah tidak hanya terhadap perbaikan sifat kimia dan biologi tanah tetapi juga perbaikan sifat fisik tanah. Perbaikan keadaan fisik tanah dapat dilakukan dengan pengolahan tanah, perbaikan struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Selain itu sifat fisik tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.

1.2 Tujuan
Untuk dapat mengetahui perbedaan nilai fraksi antara lempung, pasir dan debu serta mengetahui metode pengukuran menggunakan alat hydrometer menurut Bouyoucos.

1.3 Manfaat
Agar mahasiswa dapat  mengetahui perbedaan nilai fraksi antara lempung, pasir dan debu serta mengetahui metode pengukuran menggunakan alat hydrometer menurut Bouyoucos.




BAB 2. TINJKAUAN PUSTAKA
 Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi. Dalam tinjauan edafologi, sejumlah faktor yang berkaitan dengan struktur tanah jauh lebih penting dari sekedar bentuk dan ukuran agregat. Dalam hubungan tanah-tanaman, agihan ukuran pori, stabilitas agregat, kemampuan teragregasi kembali saat kering, dan kekerasan (hardness) agregat jauh lebih penting dari ukuran dan bentuk agregat itu sendiri(Handayani,2002).
Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di dalamnya terdapat penyebaran ruang pori-pori yang baik, yaitu terdapat ruang pori di dalam dan diantara agregat yang dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya. Agregat tanah sebaiknya mantap dan tidak mudah hancur oleh adanya gaya dari luar seperti pukulan butiran air hujan. Dengan demikian tidak mudah atau tahan erosi sehingga pori-pori tanah tidak gampang tertutup oleh partikel-partikel tanah halus sehingga infiltrasi tertahan dan run off menjadi besar. Struktur tanah yang jelek tentunya sebaliknya dengan keadaan tersebut di atas(Rahman,2000).
Keberhasilan dari pengelolaan suatu tanah sangat ditentukan seberapa jauh kita mengenal sifat-sifat dari tanah tersebut. Jika sifat-sifat tanah sudah diketahui maka akan lebih memudahkan dalam upaya-upaya pengelolaannya, dengan demikian produktifitasnya dapat ditingkatkan(Agusman, 2006).
Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan litany hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara (Rahman,2000).
Struktur tanah merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling merekat satu sama lain karena adanyPerekat misalnya eksudat akar, hifa jamur, lempung, humus, dll. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Struktur tanah merupakan nomenklatur yang sudah umum dibicarakan dalamdunia pertanian, mulai dari para ilmuwan sampai ke petani.  Namun pemahamantentang struktur tanah biasanya hanya terbatas pada pengertian tentang kondisi tanahideal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman.  Pemahaman yangdemikian telah menempatkan struktur tanah sebagai suatu sifat tanah yang sangatumum sehingga akan menyulitkan penanggulangannya apabila terjadi degradasi.Oleh sebab itu, pembahasan struktur tanah perlu diawali dengan pengertian tentangstruktur tanah serta peranannya dalam berbagai aspek aktivitas di lapangan(saiful,1999).


BAB4.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data kadar lengas tanah per golongan
1.      Kadar lengas tanah sawah                  : 165,9% = 1,65
2.      Kadar lengas tanah agrotechnopark    : 38,1 % = 0,38
3.      Kadar lengas tanah tegalan                 : 67,2 % = 0,67
4.      Kadar lengas tanah tererosi                 : 31,2 % = 0,31
Data golongan
No.
Jenis Tanah
R40 detik
R2 jam
1.
Control / Blanko
0
0
2.
Sawah
11
5
3.
Agrotechnopark
6
7
4.
Tegalan
15
3
5.
Tererosi
14
0
Perhitungan Tanah sawah
1.      Fraksi (pasir+debu+lempung) = tanah kering angin =  =  
2.      Fraksi (debu+lempung) =  gr =
3.      Fraksi lempung =  gr =   = 5 gr
4.      Fraksi debu =   =   = 6 gr
5.      Fraksi pasir =
 =  = -22
6.      % lempung =   x 100% =   x 100% = -15,1%
7.      % debu =   x 100% =   x 100% = -18,1%
8.      % pasir =   x 100% =   x 100% = 66,7%
Perhitungan Tanah Agrotechnopark
1.      Fraksi (pasir+debu+lempung) = tanah kering angin =  =   gr
2.      Fraksi (debu+lempung) =  gr =
3.      Fraksi lempung =  gr =   = 7 gr
4.      Fraksi debu =   =   = -1 gr
5.      Fraksi pasir =
 =  = 25
6.      % lempung =   x 100% =   x 100% = 23%
7.      % debu =   x 100% =   x 100% = -3%
8.      % pasir =   x 100% =   x 100% = 80%
Perhitungan Tanah Tegalan
1.      Fraksi (pasir+debu+lempung) = tanah kering angin =  =  
2.      Fraksi (debu+lempung) =  gr =
3.      Fraksi lempung =  gr =   = 3 gr
4.      Fraksi debu =   =   = 12 gr
5.      Fraksi pasir =
 =  = 1,5
6.      % lempung =   x 100% =   x 100% = 18,2%
7.      % debu =   x 100% =   x 100% = 72,7%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar